Sabtu, 19 September 2015

Gambar Sketsa Daerah-Daerah Bukit Lawang











Eksistensi Wisata Alam Bukit Lawang

Gambaran Umum

1.Kondisi Geografis Wisata Alam Bukit Lawang.
2.Latar Belakang Dibukanya Wisata Alam Bukit Lawang.
3.Perkembangan Wisata Alam Bukit Lawang pada awal.
4.Perkembangan Wisata Alam Bukit Lawang Setelah Lepas Dari Pihak Swasta Asing.
5.Kondisi Wisata Alam Bukit Lawang Dibawah pengelolahan Pemda.
6.Upaya Pengembangan.
7.Peranan Keberadaan Wisata Alam Bukit Lawang Terhadap Kehidupan Warga Sekitar.
8.Kontribusi Warga Sekitar Dalam Mendukung Objek Wisata Tersebut.
9.Perubahan Demografi Ekonomi Sosial-Budaya di sekitar wisata alam bukit lawang.

Senin, 27 April 2015

Lichen

Lichen


Bentuk: Crustose
Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk mencabutnya tanpa merusak substratnya. 

Bentuk: Crustose
Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk mencabutnya tanpa merusak substratnya. 

Bentuk: Fruticose
Memiliki thallus berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan bentuk seperti pita. Thallus tumbuh tegak atau menggantung pada batu, daun-daunan atau cabang pohon. 

Bentuk: Crustose
Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk mencabutnya tanpa merusak substratnya. 

Bentuk: Foliosa
Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun oleh lobus- lobus. Lichen ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya. Thallusnya datar, lebar, banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar. 


Bentuk: Foliosa
Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun oleh lobus- lobus. Lichen ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya. Thallusnya datar, lebar, banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar. 

Bentuk: Krustosa
Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk mencabutnya tanpa merusak substratnya. 

Selasa, 24 Maret 2015

Mengamati Protista Mirip Hewan dan Tumbuhan

I. Title of the experiment:
"Mengamati Protista Mirip Hewan dan Tumbuhan"

II. Objectives:
- Mengamati protozoa secara langsung dengan mikroskop.
- Mengamati ganggang (algae) secara langsung menggunakan mikroskop.
- Melihat struktur - struktur protozoa dan algae secara langsung.
- Melihat makhluk hidup yang berukuran mikroskopis menggunakan mikroskop.

III. Theoretical Framework:


                Protista adalah mikroorganisme eukariota yang bukan hewan, tumbuhan, atau fungus. Mereka pernah dikelompokkan ke dalam satu kerajaan bernama Protista, namun sekarang tidak dipertahankan lagi. Penggunaannya masih digunakan untuk kepentingan kajian ekologi dan morfologi bagi semua organisme eukariotik bersel tunggal yang hidup secara mandiri atau, jika membentuk koloni, bersama-sama namun tidak menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan yang berbeda-beda. Dari sudut pandang taksonomi, pengelompokan ini ditinggalkan karena bersifat parafiletik. Organisme dalam Protista tidak memiliki kesamaan, kecuali pengelompokan yang mudah—baik yang bersel satu atau bersel banyak tanpa memiliki jaringan. Protista hidup di hampir semua lingkungan yang mengandung air. Banyak protista, seperti algae, adalah fotosintetik dan produsen primer vital dalam ekosistem, khususnya di laut sebagai bagian dari plankton. Protista lain, seperti Kinetoplastid dan Apicomplexa, adalah penyakit berbahaya bagi manusia, seperti malaria dan tripanosomiasis.


IV. Apparatus and Materials:
-Sampel Amoeba
-Sampel Balantidium
-Sampel Trypanosoma WM
-Sampel Paramecium WM
-Sampel Opalina
-Sampel Vorticella WM
-2 buah pipet tetes
-Air kolam yang mempunyai ganggang
-Ekstrak klorofill
-Kaca penutup (Cover glass)
-Kaca object (Objek glass)
-Mikroskop cahaya

V. Procedures:
-  Ambillah sampel Amoeba, Balantidium, Trypanosama WM, Paramecium WM, Opalina dan Vorticella WM dari rak sitologi dan histologi.
- Siapkan mikroskop dan letakkan objek tersebut diatas mikroskop.
- Setellah sampai protista tersebut dapat terlihat struktur - strukturnya dengan jelas.
- Protista sudah dapat diamati.


VI. Result:

Protista Mirip Hewan







Protista Mirip Tumbuhan

Ekstrak Klorofil



Setelah kami amati menggunakan mikroskop,protista yang kami amati tersebut terlalu kecil untuk dilihat dengan mata, bentuk dan warnanya juga berragam - ragam. Dari eksperimen yang telah kami lakukan ini, terbukti bahwa ganggang dan protozoa mempunyai struktur sel yang kecil - kecil.


VII. Discussions

Secara teori, protozoa mempunyai ukuran tubuh 0,01-0,5 mm. Hal tersebut dapat dilihat dari kami harus menggunakan mikroskop untuk melihat lebih detail. Contohnya seperti Balantidium diatas, dimana kami harus menggunakan mikroskop untuk melihatnya. Dari eksperimen ini, dapat kami simpulkan bahwa kami membutuhkan mikroskop untuk melihat ke struktur struktur protozoa dan protista mirip tumbuhan. 
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Protist_collage.jpg
VIII. Conclusions:

Setelah menyelesaikan eksperimen ini, dapat kami simpulkan bahwa struktur Protista mirip hewan atau protozoa tidak sama dengan protisita mirip tumbuhan.

IX. References:

http://id.wikipedia.org/wiki/Protista
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Protist_collage.jpg

Deliserdang, 16 February 2015
Subject Teacher,                                                                                                     Student,             


(..........................)                                                                                  (Class of 10A Chandra Kusuma)






Senin, 16 Februari 2015

Mengamati jamur yang terdapat pada Nasi dan Jagung busuk

I.  Title of the experiment:
"Mengamati jamur yang terdapat pada Nasi dan Jagung busuk"

II. Objectives:
-Melihat jamur yang berukuran mikroskopis menggunakan mikroskop.
-Mengamati jamur yang terdapat pada roti dan jagung yang busuk.
-Mengamati jamur mikroskopis secara langsung.
-Mengamati struktur jamur mikroskopis secara langsung.

III. Theoretical Framework:


         Jamur atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
        Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacam macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes. Jamur dibedakan menjadi 4 divisio, yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.

IV. Apparatus and Materials:
-Pipet tetes
-Object glass
-Cover glass
-Jagung busuk
-Nasi basi
-Air
-Mikroskop
-Tusuk gigi

V. Procedures:
Hari Pertama :
- ambil nasi dan beri nasi tersebut sedikit air dan ambillah jagung rebus, letakkan di tempat yang lembab dan gelap selama 1 minggu.

Setelah 1 Minggu :

- ambillah jamur jagung menggunakan tusuk gigi dengan cara dicolek sedikit.
-Setelah dicolek, letakkan di atas object glass, teteskan sedikit air menggunakan pipet tetes dan tutuplah dengan cover glass.
-Setelah itu, ambillah lagi jamur pada nasi menggunakan tusuk gigi dengan cara dicolek sedikit.
-Setelah dicolek, letakkan di atas object glass, teteskan air menggunakan pipet tetes dan tutuplah -dengan cover glass.
-Setelah itu, siapkanlah mikroskop dan letakkan object glass yang telah berisi jamur di atas mikroskop.
-Setellah perbesaran yang sesuai (100/40).
-Jamur sudah dapat diamati.

VI. Result:

Hasil pada Mikroskop













Guru Biologi Chandra Kusuma

Anggota Tim 

Setelah kami amati menggunakan mikroskop, jamur mikroskopis tersebut memiliki struktur yang sangat kecil, tidak memiliki klorofil dan terdiri dari hifa (benang - benang kecil). Dari eksperimen yang telah kami lakukan ini, terbukti bahwa jamur mempunyai hifa dan jamur tidak memiliki klorofil.


VII. Discussions:
Secara teori, jamur dikelompokkan ke kelompok mikroskopis dan makroskopis. Hal tersebut dibedakan dari penampakannya. Jamur makroskopis dapat dilihat langsung oleh mata. Sedangkan jamur mikroskopis tidak dapat dilihat dengan mata, hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Contoh jamur mikroskopis yaitu: seperti jamur diatas (jamur yang tumbuh di nasi busuk seperti: Aspergillus oryzae dan jamur yang tumbuh di jagung basi seperti: Neuspora sitophita).
Setelah kami melakukan eksperimen yang bertujuan untuk melihat jamur mikroskopis secara rinci ini, dapat kami simpulkan jamur mikroskopis tidak dapat dilihat langsung oleh mata.
Neuspora silophita (atas) dan Aspergillus oryzae (bawah).
Gambar diperoleh dari internet.


VIII. Conclusions:
Setelah menyelesaikan eksperimen ini, dapat kami simpulkan bahwa jamur yang tumbuh di nasi basi dan jagung busuk adalah jamur mikroskopis, jamur tidak memiliki klorofil oleh sebab itu, jamur tidak berwarna hijau, melainkan warna jamur tersebut berwarna hitam. 

IX. Reference:

Guru Biologi SMA-1 Chandra Kusuma Medan
Google - Jamur pada Jagung dan Nasi
academia - pengamatan jamur pada nasi dan jagung busuk

Deliserdang, 16 February 2015
Subject Teacher,                                                                                                     Student,             


(..........................)                                                                                  (Class of 10A Chandra Kusuma)