Senin, 11 April 2016

Hari Ketiga di Sipolha (Kelompok 2)


Pada tanggal 8 April 2016, hari Jumat, merupakan hari ketiga kami di Sipolha. Seperti biasa kami mengawali hari kami dengan sarapan pagi dan dilanjutkan dengan aktivitas-aktivitas yang diberikan oleh koordinator kegiatan kami sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Jadwal kami yang pertama adalah mengajar murid sekolah dasar di SD Negeri Sipolha. Kami berangkat kira – kira jam 9 lebih. Setiba kami disana, kami permisi kepada kepala sekolah dan guru – guru disana untuk mendapatkan izin mengajar murid-murid disana. Pertama -  tama kami membagi kelompok untuk mengajar SD yang tingkatnya beda. Setelah itu kami memperkenalkan diri dulu kepada murid – murid disana. Setelah memperkenalkan diri, kami FlashMob di lapangan sekolah bersama semua murid. Setelah itu kami baru mulai mengajar murid – murid SD di sana dan menbagi hadiah untuk murid – murid di sana. Setelah mengajar, kami mengajak mereka untuk berfoto bersama, diikuti dengan salam perpisahan. Kami pulang ke rumah bapak Feri, dan kami pun makan siang setelah itu kami istirahat sambil menunggu anak-anak untuk datang kesini mengajar anak-anak di rumah. Sekitar jam 2, kami bersiap-siap untuk pergi ke pulau Hole. Kita menampung waktu sekitar 15 menit. Kami menaiki bukit yang terjal. Setelah sampai ke puncak, kami menuruni bukit tersebut. Sesampai di ujung bukit beberapa dari kami memutuskan untuk berenang dan menikmati pemandangan sekitar. Setelah beberapa menit berlalu, kami memutuskan untuk balik ke rumah dengan perahu kecil. Setelah sampai kami beristirahat sejenak dan mandi diikuti dengan makan malam yang nikmat dan memuaskan. Setelah itu kami mengadakan acara perpisahan dengan penduduk disana. Kami menyanyikan 4 buah lagu Batak dengan iringan gitar. Lagu pertama adalah Lupa pe akkanalupa. Dilanjuti dengan Aek sarulla. Lagu ketiga adalah Uju dingolukkon. Lagu terakhir adalah Luak pahae. Setelah menyanyikan lagu-lagu tersebut, kami pun menerima permintaan lagu dari warga-warga sekitar. Kami juga menonton hasil video oleh kakak-kakak kelas tiga tahun lalu. Malam perpisahan pun ditutup sewaktu sebagian besar teman - teman sudah balik ke kamar dan tertidur.


Suasana Flashmob

Suasana diskusi dikelas
Suasana belajar - mengajar

Salam perpisahan dengan adik - adik di SD Negeri Sipolha
Suasana hiking di Pulau Hole dan bermain air setelah hiking



Kami selaku kelompok 2 menyanyikan lagu Batak sewaktu malam perpisahan

Hari Terakhir di Sipolha (Kelompok 1)


Ketika waktu menunjukkan pukul 5 lewat 20 menit di pagi hari, kami bangun dan bersiap siap
untuk menyaksikan sunrise yang terakhir kalinya di desa Sipolha. Gambar matahari terbit dibawah ini merupakan sebuah hasil jepretan salah seorang teman kami.

Pemandangan yang terlihat dari atas bukit sewaktu jam 5 menuju 6 pagi







Setelah menyaksikan sunrise, kami pun kembali ke tempat tinggal untuk mandi secara bergiliran dan bersiap siap untuk sarapan. Pada pagi hari ini, karena cuaca mendukung, kami sarapan diatas tikar yang berlokasi didepan rumah dengan pemandangan danau yang mempesona. Menu sarapan hari ini adalah ikan mujahir bakar dengan sambal andaliman khas batak yang pedas sekali dan dihidangkan bersama dengan nasi.

Setelah perut terisi, kini giliran kelompok kami pula yang mencuci piring. Karena kapal yang kami tumpangi telah tiba pada pukul 9, maka kami harus segera bergagas untuk membereskan barang barang dan piring yang menjadi tugas kami pun tidak selesai. Sebelum pergi, kami tidak lupa untuk mengambil foto dengan keluarga besar Bang Ferry dan bersalaman untuk terakhir kalinya. Momen yang penuh haru pun terjadi juga, guru - guru beserta siswa pun mulai meneteskan air mata.


Foto bersama warga Sipolha



Beberapa menit kemudian diatas kapal, kami tiba di tujuan berikutnya, yaitu: Pulau Samosir, lebih tepatnya Pasar Makam Raja. Pasar Makam Raja menerapkan kebijakan untuk setiap pengunjung membayar Rp.2,000,- per tiket pengunjung yang ingin mengunjungi pasar tersebut. Pasar tersebut juga menawarkan berbagai barang - barang seperti: produk kerajinan tangan, pakaian, aksesories wanita dan pria sampai ke makanan dan minuman. Pedagang - pedangang di pasar tersebut pun sangat ramah, maka jangan takut untuk membuka harga tawaran.

Suasana Pasar Makam Raja di pagi hari
Ombus - ombus (kue tradisional khas Batak terbuat dari beras atau pulut dan berisi kelapa)

Dream Catcher 
Pernak - pernik

Aksesoris wanita
Beragam tas
Patung dari kayu











Setelah selesai berbelanja, kami kembali ke kapal untuk kembali ke Parapat. Ditemani oleh angin bertiup yang sejuk dan nyanyian dari 2 orang adik, akhirnya kami sampai ke Parapat pada pukul 11.30 WIB siang. Kemudian kami menaikki bus dan melanjutkan perjalanan ke Kota Siantar. Kami tiba di Rumah Makan Beringin Indah 2 pada pukul 12.30 WIB. Menu makan siang pada hari ini adalah nasi dengan ayam goreng dan lauk lainnya. Pada pukul 5 sore, terjadi sebuah kendala pada bus kami. Bus yang kami tumpangi kehabisan bahan bakar tepat didepan gerbang tol Tanjung Morawa. Sebagian besar siswa laki - laki mendorong bus tersebut sampai ke bahu jalan dan menunggu bantuan. Akhirnya pada pukul 6 sore, kami tiba di Sekolah Chandra Kusuma dan pulang ke rumah masing - masing.

Hari Kedua di Sipolha (Kelompok 3)


Pada hari ke-2 field trip kami di desa Sipolha, kami pun memulai hari dengan bangun pada pukul 6.00 WIB. Selagi kami membereskan tempat tidur beberapa orang pun mulai mengantri untuk mandi. Kelompok 2 segera menyajikan makanan yang telah di masak oleh ibu yang punya rumah berupa nasi dengan indomie kuah telur dan ikan teri sambal sebagai sarapan kami yang lezat untuk memulai hari bekerja di ladang kopi. 
Kemudian pada pukul 08.00 kami semua jalan menuju bukit untuk menunggu giliran manaiki bus menuju ladang kopi. Perjalanan ke ladang kopi memakan waktu kurang lebih 30 menit. Sesampainya di ladang kopi kami mecoba untuk berjalan – jalan memasuki cafe kuno yang sangat tua berbentuk ikan mas. 



Bagian eksterior dari Ikan Mas

Bagian interior dari Ikan Mas

Satu bus hanya bisa memuat 13 orang ,jadi kami membuat nya menjadi 2 trip. Sesudah semua berkumpul, pak Ferry pun membawa kami menuju ke ladang kopi, menuruni bukit dengan kemiringan kira-kira 45 derajat yang lumayan licin karena hari sebelum hujan. Dengan kondisi jalan menuruni lereng bukit tersebut menguras tenaga dan memakan waktu sekitar 15 menit untuk sampai di ladang kopi. Setelah sampai di ladang kopi,  kami di beri arahan bagaimana cara memetik kopi yang benar dan kopi yang sudah siap dipetik. Setiap kelompok diberi 1 ember sebagai wadah kopi yang dipetik. Di ladang kopi tersebut terdapat alat penggiling kopi yang berfungsi untuk memisahkan biji dan kulit kopi. Di ladang tersebut juga terdapat sebuah gubuk yang biasanya disebut dengan Sopo. Ms. Chiby selaku koordinator kegiatan mengadakan perlombaan memetik kopi berdasarkan kelompok yang sudah di bagi sebelumnya. Bagi kelompok yang memetik kopi terbanyak mendapat reward berupa bebas piket 1 kali. Setelah mendengar kata tersebut kami pun semuanya bersemangat dan bergegas untuk memetik kopi. Sesuai arahan yang kami terima dari Pak Ferry, kopi yang layak dipetik adalah yang sudah berwarna merah dalam arti sudah matang dan siap digiling. Singkat cerita, kami telah mengumpulkan biji kopi yang sangat banyak dan pemenangnya adalah kelompok 1. 
Buah kopi dalam keadaan matang

Buah kopi yang kering

Buah kopi sebelum dipetik

Waktu menunjukkan pukul 12.30, kami pun  meninggalkan ladang kopi. Tetapi, sebelum kami balik, Pak Ferry mengajak kami untuk pergi meminum sumber mata air yg berasal dari gunung tak jauh dari lokasi ladang kopi. Ampun! Seger banget. 


Air gunung

Waktu berlalu sangat cepat hingga waktu makan siang pun tiba. Sebagian dari kami duluan pulang agar dapat menyiapkan makan siang. Kali ini, Ibu tuan rumah menyiapkan nasi dengan sayuran yang ditumis dengan bawang dan sambal ikan yang sangat pedas. Wahhh.. lezatnya. Berhubung tenaga kami banyak terkuras memetik buah kopi kami  makan dengan lahap hingga hidangan yang tersedia ludes kami sikat. 
Kali ini, kelompok yang bertugas mencuci piring adalah kelompok 3, yaitu Giovany, Kayla, Richard, Abdul dan Alex. Asal tahu aja, Alex itu seseorang yang baik hati karena bukan hanya kelompoknya saja yang dibantu tapi kelompok lain juga. Dia melakukan semua tanpa pamrih. Wah, hebat ya teman kita yang satu ini. 
Setelah makan siang, tibalah sesi memberikan pelajaran tambahan kepada anak-anak setempat. Kegiatan ini memakan waktu sekitar 1 jam. Sambil mengajar teman-teman sudah sangat tidak sabar untuk bermain sampan.  Kami menaiki sampan sampai ke keramba ikan. Kami pun mendapat ilmu sedikit mengenai bagaimana beternak ikan.  Setelah itu, kegiatan pun berlangsung seru ada yang bermain di danau, berenang, belajar mengemudikan Kano dan lain-lain. 
Pada pukul 18.00 wib, ibu menggorengkan bakwan dan pisang sangat crispy. Kami makan sampai habis tanpa tersisa satupun. Wah... laparnya.
Menu makan malam
Tiba saatnya makan malam pukul  19.00 wib dan  kelompok empat mulai menyajikan hidangan yang sangat lezat yaitu tumis kangkung, sambal ikan, dan sambal lobster nan menggugah selera. Promosi ya, semua hidangan yang disajikan benar-benar berasal dari alam setempat. Semuanya dijamin 100 % segar.
Hari ini ditutup dengan kegiatan BBQ bersama penduduk setempat. Tanpa terasa, hari ini berlalu dengan cepat. Kebersamaan, keceriaan, tawa dan canda. Kesimpulannya, kami sangat bahagia hari ini.

Hari Pertama di Sipolha (Kelompok 4)

Hari ini pada tanggal 6 April 2016 merupakan hari yang sangat berkesan bagi kami  karena hari ini kami berkunjung ke Sipolha. Dalam perjalanan ke Sipolha, kami singgah di rumah makan beringin yang terletak di Siantar. Di sana kami makan siang nasi dengan lauk ayam goreng dan daun ubi. Rumah makan tersebut dominan dengan burung goreng, namun yang kami pesan ayam goreng. Apa bedanya…

Setelah makan siang kami melanjutkan perjalanan menuju Sipolha melalui danau dengan kapal ferry. Pada saat kami sampai di Sipolha, kami disambut oleh banyak sekali warga Sipolha dengan hangat dan ramah. Sampai di Sipolha kami membawa bawaan kami ke rumah penduduk, tempat kami menginap dan kami lanjutkan dengan briefing singkat. Setelah itu, pak Feri mangajak kami ke kebun kemiri untuk membantunya memanen. Sewaktu kami sendang memanen kemiri, tiba-tiba hujan gerimis turun tidak memberi kami pilihan selain kembali ke rumah (ini selalu terjadi saat kami field trip T-T). Karena tidak dapat melanjuti kegiatan panen kemiri, kami menggantikan kegiatan tersebut dengan mendaki bukit yang berada di dekat desa. Kami banyak mengambil gambar (foto) pemandangan dan beberapa foto kelompok. Lalu kami membagi sembako kepada penduduk-penduduk Sipolha dan kembali beristirahat.

Buah kemiri
Anak - anak Desa Sipolha menyambut dengan ramah
Selagi beristirahat, sebagian dari kami menggunakan kesempatan tersebut untuk mandi. Kami menentukan urutan mandi dengan menggunakan undian kartu bridge yang kebetulan kami bawa. Yang mendapatkan kartu As mandi petama dan yang mendapatkan kartu King mandi terakhir. Setelah mandi, kami masih ada waktu untuk beristirahat dan menggunkannya untuk bermain kartu dan untuk sebagian yang tidak bermain kartu, mendengarkan lagu dan bermain dengan anak-anak yang mengunjungi.

Sekitar jam 8 malam, kami makan malam bersama di rumah pak Feri. Kami memulai dengan doa dan membagikan nasi dengan lauk ikan dan daun ubi kepada semua orang yang berada di rumah pak Feri. Kami mengakhiri malam ini dengan perut kenyang dan suasana hangat kekeluargaan.